Pages

Ads 468x60px

Blogger news

Recent Posts

About

Blogger templates


widgeo.net

Kamis, 05 Maret 2015

Keajaiban Shalat Dhuha

Sampul buku Mukjizat Shalat Dhuha

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha itu memiliki keutamaan dan faedah yang sangat agung. Orang yang mengerjakan shalat Dhuha selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan dari Allah f sepanjang hari; dosa-dosanya dihapuskan; terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk; dimasukkan ke dalam golongan muhsinîn (orang-orang berbuat ihsan), ahli ibadah dan menjadi golongan yang beruntung; dibangunkan rumah di dalam surga; memperoleh pahala seperti pahala menunaikan haji dan umrah; serta sepadan dengan sedekah 360 kali. Pahadal sedekah ini menjadi kewajiban setiap ruas tubuh manusia setiap harinya.
Adapun hadits-hadits yang berbicara mengenai keutamaan shalat Dhuha, di antaranya adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى .
“Diriwayatkan dari Abu Dzar a dari Nabi n bahwa Beliau bersabda, ‘Setiap ruas tubuh masing-masing dari kalian setiap harinya memiliki kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih (memahasucikan Allah) adalah sedekah; setiap tahmid (memuji Allah) adalah sedekah; setiap tahlil (membaca lâ ilaha illallâh) adalah sedekah; setiap takbir (memahabesarkan Allah) adalah sedekah; memerintahkan kemakrufan adalah sedekah dan mencegah kemunkaran adalah sedekah. Namun itu semua dapat diganti dengan dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang dari waktu dhuha (mengerjakan shalat Dhuha)’.” (HR. Muslim)
عَنْ بُرَيْدَةَ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : فِي الْإِنْسَانِ سِتُّوْنَ وَثَلَاثُ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً . قَالُوْا : فَمَنْ الَّذِيْ يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ ؟ قَالَ : النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيْهِ عَنِ الطَّرِيْقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ .
“Diriwayatkan dari Buraidah a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Pada diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh tiga ruas. Ia memiliki kewajiban bersedekah atas setiap ruas tersebut.’ Para sahabat bertanya, ‘Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Ludah di dalam masjid yang ia timbun (dibersihkan) atau sesuatu (penghalang) yang ia singkirkan dari jalanan (bisa mewakili kewajiban sedekah). Jika engkau belum mampu, dua rakaat shalat Dhuha sudah memadai untuk mewakili kewajibanmu bersedekah’.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِيْ خَلِيْلِيْ بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوْتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ .
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah a bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir’.” (HR. Bukhari)
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى حَتَّى نَقُوْلَ لَا يَدَعُهَا وَيَدَعُهَا حَتَّى نَقُوْلَ لَا يُصَلِّيْهَا
“Diriwayatkan dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa ia berkata, ‘Adalah Rasulullah n mengerjakan shalat Dhuha sehingga kami katakan bahwa Beliau tidak pernah meninggalkannya. Namun ternyata Beliau pun pernah meninggalkannya sehingga kami katakan bahwa Beliau tidak pernah mengerjakannya’.” (HR. Tirmidzi dan dinilai hasan olehnya)
عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : يَا ابْنَ آدَمَ لَا تُعْجِزْنِيْ مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِيْ أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ .
“Diriwayatkan dari Nu‘aim bin Hammar a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Allah f berfirman, ‘Wahai anak Adam, janganlah kamu merasa lemah (kehilangan kesempatan) untuk beribadah kepada-Ku dengan cara mengerjakan shalat empat rakaat di awal waktu siangmu, niscaya akan Aku cukupkan untukmu di akhir harimu’.” (HR. Abu Dawud)
Yang dimaksud dengan ‘mencukupkan’ adalah melindunginya dari segala bencana dan kejadian yang merugikan. Bisa juga yang dimaksud adalah menjaganya dari dosa-dosa dan memberikan maaf kepadanya manakala ia sudah telanjur melakukan dosa, atau dengan pengertian yang lebih luas lagi. Ini adalah penjelasan dari Imam Suyuthi dan Imam Syaukani.
Diriwayatkan dari Anas secara marfu‘, “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, maka Allah f akan membangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَ لَهُ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ .
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah n bersabda, ‘Barangsiapa memelihara pelaksanaan shalat Dhuha yang genap jumlah rakaatnya, maka diampunilah dosa-dosanya, sekalipun banyaknya laksana buih lautan’.” (HR. Tirmidzi)
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُوْلُ : يَا ابْنَ آدَمَ اكْفِنِيْ أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ يَوْمِكَ .
“Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah n bersabda, ‘Sesungguhnya Allah f berfirman, ‘Wahai anak Adam (manusia), cukupkan untuk-Ku di awal waktu siang (dhuha) dengan mengerjakan shalat empat rakaat, niscaya Aku cukupkan untukmu dengannya pada akhir harimu’.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya‘la)

Pengantar

Shalat merupakan bentuk ibadah yang paling penting bagi setiap muslim. Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan sangat agung dalam Islam. Jika iman adalah perkataan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan dengan organ badan, maka shalat merupakan salah satu bentuk amalan tersebut, serta bentuk ketaatan kepada Dzat Yang Maha Penyayang.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat lâ ilâha illallâh wa anna Muhammad Rasûlullâh. Demikian juga, shalat –seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah n– adalah tiang agama. Dan shalat pulalah yang membedakan antara seseorang itu muslim ataukah kafir, dan pula merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-nya.
Jika seorang hamba ingin berbicara kepada Rabbnya, maka cara yang bisa dilakukannya adalah bergegas untuk mengerjakan shalat. Sedangkan jika ia ingin agar Allah f berbicara kepadanya, maka caranya adalah dengan membaca Al-Qur’an.
Shalat merupakan rehatnya hati setiap muslim. Ingatlah bahwa ketika Rasulullah n sedang dilanda kesulitan dan kesempitan, maka Beliau mengatakan:
يَا بِلاَلُ أَرِحْنَا بِالصَّلاَةِ
“Wahai Bilal, beri kami kesempatan untuk rehat dengan cara mengerjakan shalat!”
Dengan demikian, shalat merupakan solusi bagi setiap persoalan dan jalan keluar dari setiap kegundahan dan kesempitan. Betapa eloknya jika setiap muslim senantiasa bergegas menuju rumah Allah f di muka bumi ini untuk mengerjakan shalat fardhu setiap kali mu‘adzin mengumandangkan adzan, sebagai pertanda masuknya waktu shalat. Akan tetapi, akan lebih elok lagi manakala jalinan dan komunikasi dengan Rabbnya terus berlanjut hingga di luar waktu shalat fardhu, yaitu ketika masing-masing individu sedang sibuk dengan urusan penghidupan, sekalipun hanya menyempatkan waktu sejenak untuk berdiri di hadapan Kekasihnya dalam keadaan suci dari hadats, untuk menunaikan shalat Dhuha.
Shalat Dhuha adalah jenis shalat sunnah yang yang dikerjakan pada saat manusia pada umumnya sedang dalam kesibukan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Misalnya adalah ketika para pegawai sibuk di kantor, guru dan siswa di sekolah, karyawan di pabrik, pedagang di pasar, dokter di rumah sakit, ibu rumah tangga di rumah, dan lain sebagainya.
Di antara mereka ada yang diberi taufiq (petunjuk dan pertolongan) oleh Allah f dan dimudahkan oleh-Nya untuk memanfaatkan sebagian waktu istirahatnya dalam menunaikan shalat Dhuha demi mendekatkan diri kepada-Nya dan demi mengharap pahala yang besar dari-Nya. Dengan begitu, ia menjadi bagian dari orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah f yang selalu berusaha untuk menghidupkan syi‘ar-syi‘ar agama dan mendisiplinkan diri di dalam menunaikan sunnah-sunnah Rasulullah n yang keutamaan-keutamaannya sebagaimana telah disebutkan dalam berbagai riwayat hadits.

Sinopsis Mukjizat Shalat Dhuha

“Shalat Dhuha adalah wasiat khusus dari Nabi ` kepada Abu Hurairah z dan kepada seluruh umat beliau secara umum.” (Imam Thabari)
***
Sungguh menakjubkan. Setiap amal ibadah dalam Islam, di antaranya shalat, dalam hal ini shalat Dhuha, memiliki banyak “mukjizat”. Terdapat berbagai manfaat dan keajaiban yang bisa dipetik darinya, mulai dari aspek kesehatan, mental dan psikologis, hingga materi; di samping janji pahala yang besar dari Allah I. Tak heran jika Nabi ` sampai mewasiatkan pelaksanaannya. Sementara itu, dalam hadits qudsi, Allah berfirman, ”Wahai anak Adam, janganlah kamu merasa lemah (kehilangan kesempatan) untuk beribadah kepada-Ku dengan cara mengerjakan shalat empat rakaat di awal waktu siangmu (dhuha), niscaya akan Aku cukupkan untukmu di akhir harimu!” (HR. Abu Dawud)
***
Dengan berlandarkan dalil-dalil yang shahih, buku ini mengurai shalat Dhuha dan hal-hal yang terkait dengannya. Pembahasannya menggunakan bahasa yang lugas dan simpel, sehingga mudah dipahami oleh siapa saja. Temukan mutiara-mutiara berharga dalamnya! Di antaranya:
  • Makna, urgensi, kedudukan, hikmah pensyari‘atan shalat dalam Islam.
  • Pengaruh dan manfaat shalat, pandangan cendekiawan Barat tentang shalat dan tingkatan manusia dalam menunaikan shalat.
  • Hakikat dan nilai waktu dhuha.
  • Perintah bekerja dan mencari rezki serta tercelanya orang yang malas.
  • Hakikat rezki dan kekayaan.
  • Pintu-pintu rezki; shalat Dhuha sebagai salah satunya.
  • Fiqih shalat Dhuha: hukum, keutamaan, waktu pelaksanaan, jumlah rekaat dan sifat shalat Dhuha.
Buku ini dilengkapi pula dengan kajian tentang doa/munajat yang meliputi: faktor penyebab dan penghalang keterkabulan doa; kapan dan di mana doa dikabulkan serta bentuk-bentuk doa mustajab; plus munajat qur’ani serta dzikir ma‘tsûr pagi dan petang.

Sumber : mukjizatshalatdhuha.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates